Kupu-kupu cantik,

Minggu, 29 Juli 2012

Persiapan pernikahan








“Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya (HR. Bukhori-Muslim)



Kebanyakan wanita membutuhkan persiapan mental yang matang untuk menikah. Namun, sering kali orang tua, keluarga besar dan teman-teman di lingkungannya sendiri mendesak si wanita untuk segera menikah. Dalam situasi ‘keterpaksaan’ ini beberapa wanita akhirnya mau tak mau menuruti saran mereka demi status, bukan atas dasar kesiapan mental. Tak heran jika kita sering mendengar orang menikah hanya dalam waktu yang singkat, kemudian bercerai. Untuk itu dalam artikel ini ada beberapa tips yang perlu dipertimbangkan sebelum menikah. Apa saja?

1. Siap berkomitmen
Pastikan bahwa kita siap untuk menjalin komitmen berdua dengan pasangan. Dalam pengertian siap menjalani hubungan yang ekskusif tanpa melibatkan pihak ketiga, baik secara emosional maupun seksual.
2. Kesediaan untuk memiliki tanggung jawab
Pastikan bahwa pada saat menikah kelak kita siap bertanggung jawab sebagai pasangan yang akan turut memerhatikan kesejahteraan pasangan kita.
3. Siap tidak bergantung pada orang tua
Pastikan bahwa kita bukanlah orang yang masih tergantung pada orang tua dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan emosioanal. Saat menikah kelak, pemenuhan kebutuhan tersebut akan diarahkan kepada pasangan, sehingga loyalitas yang  kita miliki pun bukan pada orang tua melainkan pada pasangan.
4. Alasan menikah
Sejumlah orang menikah karena yang positif yakni karena cinta atau ingin memiliki teman hidup selamanya. Namun ada juga yang menikah hanya karena ingin “lari” dari situasi yang dianggap sulit, seperti keluaga yang susah ekonominya. Jadi, pastikan kita  menikah bukan karena alas an yang bersifat negative.
5. Pertemuan keluarga
Pernikahan tidak hanya milik berdua. Melainkan juga melibatkan seluruh anggota keluarga. Pastikan kedua pihak keluarga saling mengenal dan merestui. Pertemuan keluarga penting agar diketahui pula asal-usul pasangan serta pola hubungan dalam keluarga. Ingat, pasangan paling banyak menghabiskan waktu bersama keluarganya.
6. Konseling Pranikah
Bila perlu, lakukan konseling pra nikah dengan mendatangi psikolog di dekat tempat tinggal berdua.
7. Persiapan (tempat,waktu,dana)
Melakukan persiapan pernikahan dengan memerhatikan tempat,waktu, dan dana yang sesuai bagi kedua belah pihak.
Nah, banyak bukan yang harus dipertimbangkan sebelum menikah? semoga artikel ini dapat membantu membekali anda dalam mempersiapkan mental dan sekaligus memantapkan anda untuk berkata. “ya, saya siap untuk menikah lahir dan batin!”
“Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah.” (HR. Tirmidzi)
J Eni Zaahirah J







Tidak ada komentar:

Posting Komentar