“Wahai para pemuda, siapa saja diantara
kalian yang telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan
menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan
barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya
puasa itu bisa menjadi perisai baginya” (HR. Bukhori-Muslim)
Kebanyakan
wanita membutuhkan persiapan mental yang matang untuk menikah.
Namun, sering kali orang tua, keluarga besar dan teman-teman di lingkungannya
sendiri mendesak si wanita untuk segera menikah. Dalam situasi ‘keterpaksaan’
ini beberapa wanita akhirnya mau tak mau menuruti saran mereka demi status,
bukan atas dasar kesiapan mental. Tak heran jika kita sering mendengar orang
menikah hanya dalam waktu yang singkat, kemudian bercerai. Untuk itu dalam
artikel ini ada beberapa tips yang perlu dipertimbangkan sebelum
menikah. Apa saja?
1. Siap
berkomitmen
Pastikan bahwa
kita siap untuk menjalin komitmen berdua dengan pasangan. Dalam pengertian siap
menjalani hubungan yang ekskusif tanpa melibatkan pihak ketiga, baik secara
emosional maupun seksual.
2. Kesediaan
untuk memiliki tanggung jawab
Pastikan bahwa
pada saat menikah kelak kita siap bertanggung jawab sebagai pasangan yang akan
turut memerhatikan kesejahteraan pasangan kita.
3. Siap tidak
bergantung pada orang tua
Pastikan bahwa
kita bukanlah orang yang masih tergantung pada orang tua dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
emosioanal. Saat menikah kelak, pemenuhan kebutuhan tersebut akan diarahkan
kepada pasangan, sehingga loyalitas yang kita miliki pun bukan pada orang
tua melainkan pada pasangan.
4. Alasan
menikah
Sejumlah orang
menikah karena yang positif yakni karena cinta atau ingin memiliki teman hidup
selamanya. Namun ada juga yang menikah hanya karena ingin “lari” dari situasi
yang dianggap sulit, seperti keluaga yang susah ekonominya. Jadi, pastikan
kita menikah bukan karena alas an yang bersifat negative.
5. Pertemuan
keluarga
Pernikahan
tidak hanya milik berdua. Melainkan juga melibatkan seluruh anggota keluarga.
Pastikan kedua pihak keluarga saling mengenal dan merestui. Pertemuan keluarga
penting agar diketahui pula asal-usul pasangan serta pola hubungan dalam
keluarga. Ingat, pasangan paling banyak menghabiskan waktu bersama keluarganya.
6. Konseling
Pranikah
Bila perlu,
lakukan konseling pra nikah dengan mendatangi psikolog di dekat tempat tinggal
berdua.
7. Persiapan
(tempat,waktu,dana)
Melakukan
persiapan pernikahan dengan memerhatikan tempat,waktu, dan dana yang sesuai
bagi kedua belah pihak.
Nah, banyak
bukan yang harus dipertimbangkan sebelum menikah? semoga artikel ini dapat
membantu membekali anda dalam mempersiapkan mental dan sekaligus memantapkan
anda untuk berkata. “ya, saya siap untuk menikah lahir dan batin!”
“Empat macam diantara
sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak
dan menikah.”
(HR. Tirmidzi)
J Eni Zaahirah J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar