Kupu-kupu cantik,

Kamis, 05 Juli 2012

♥ Aku ingin menikah 2 ♥


Wates,05072012




Di kala sahut kumandang suara adzan,
hati semakin tersentak
“ kemanakah aku harus melangkah ? “
Dzikir rindu semakin bergelayutan,
Renyuh dalam alunan kasihNya,
Entah apa yang ku rasa,
semua ini semakin lepas kendali,
Enyah sudah tentang apa yang mereka fikir,

Aku hanya ingin diam,
Aku hanya ingin tersenyum,
Aku hanya ingin cinta yang halal,
Aku ingin menikah,
Tapi,..

Restu tak begitu mudah ku dapatkan,

Aku tau ingin semua inginku,
Aku tau mereka slalu menyokongku,
Aku tau Dia tlah mengaturkan semua
Yang terbaik untukku,

Hanya saja aku harus ikhlas,
Aku harus sabar,
Aku tak perlu mengeluh,
Aku harus tegar,

Tak ingin ku kecewakan mereka..

Menikah bukanlah mudah,
Menikah perlu kekuatan iman,
Menikah ?

Apa yang kau fikirkan tentang menikah ?
Jawablah… aku ingin tau,

Ajarkanlah aku tentang indahnya pernikahan,

Allah menyebut pernikahan sebagai mitsaqan ghaliza,
Yaa.. perjanjian yang sangat berat,

marilah kita simak sepenggal kehidupan rumah tangga Rasulullah saw dengan Aisyah ra. Dari yang paling kecil, Rasulullah saw biasa memanggil istrinya dengan sebutan-sebutan yang romantis, “Wahai yang pipinya merah jambu...”. Terkadang beliau memanggil istrinya dengan sebutan manja, “Yaa Aisy...” atau panggilan, “Ummu Abdullah...” yang membuat Aisyah lebih percaya diri. Rasulullah saw pun terkadang memanggilnya dengan nama lengkap, tetapi tidak pernah menyebut dengan cara yang kasar dan membuat istri merasa tidak dihargai. Perlakuan yang sangat baik itulah yang menyebabkan seorang Aisyah, tidak dapat menahan haru ketika ditanya tentang perilaku Rasulullah saw yang paling berkesan baginya. Aisyah ketika itu hanya dapat menangis, menahan air matanya lalu berkata, “Kanaa qullu amrihi ‘ajabaa...(Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku...)”
Kemudian beliau bercerita sambil menahan tangis haru, “Suatu ketika, dia berbaring bersamaku, sehingga kulitnya bersentuhan denganku. Lalu dia berkata,” Ya, Aisyah. Izinkanlah aku menyembah Tuhanku.” Maka aku berkata, “Demi Allah sesungguhnya aku senang sekali berada di sisimu. Tapi aku juga senang, bila engkau menyembah Tuhanmu.”
Subhanallah, untuk melakukan sholat malam saja, Rasulullah minta izin dari istrinya. Itu bukan berarti untuk sholat atau ibadah-ibadah yang lain kita harus memperoleh surat izin dari istri. Tidak! Tetapi itulah penghormatan yang sangat agung dari seorang suami yang sangat agung akhlaknya dan sangat luhur penghormatannya kepada istri tercinta, Aisyah. Di dalamnya berhimpun kemesraan, kesetiaan, kelembutan, kasih sayang dan penghormatan yang sangat.
Inilah Nabi yang kelembutan akhlaknya mengalahkan kemarahannya. Dialah laki-laki yang ketegasannya membuat para sahabat tidak berani memelintir hukum. Yang keberaniannya membuat para musuh surut langkahnya. Dan kehalusan kata-katanya meluluhkan jiwa. Dia lembut kepada anak cucunya. Dia juga amat lembut kepada para istrinya. Dialah yang menjahit sendiri pakaiannya, dialah yang memerah sendiri susu dari dombanya, yang bahkan untuk sholat malam pun harus meminta perkenan istrinya.Beliau pernah berkata, “Tidak memuliakan wanita, kecuali laki-laki yang mulia. Dan tidak merendahkan wanita kecuali laki-laki yang rendah juga.”


Sanggupkah kau menjadi pemimpin untukku ?
Sanggupkah kau menghormatiku ?
Sanggupkah kau menasihatiku ?
Dengan akhlakmu seperti yang Rasulullah contohkan ?

Berbenah dirilah sebelum kau mengajakku menikah,
Bukanku menghindar tapi beginilah adanya..

Tak inginkah kau lebih banyak memikirkan bekalmu kelak sebelum kau berbagi keindahan dunia bersamaku?

Takdir menentukan segalanya,
Seseorang pernah mengingatkanku akan firmanNya,

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, 
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; 
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. 2:216)

Pandanglah aku bukan yang terbaik untukmu sekarang
Dia-lah Yang Maha berkehendak,
Dia-lah Yang Maha Segalanya..

Fikirkan kembali tentang pernikahan yang kau inginkan..



"Aku ingin menjadi yang tercantik dimatamu. Kemarin, kini, atau nanti. Hingga tak perlu ada yang cemburu.." (Asma Nadia)
♥ ♥

~ Eni Zaahirah ~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar