memang ini sebentuk keajaiban, cairan bisa
menjadi padatan dan menjadi makanan yang enak dan menyehatkan, khususnya bagi
pencernaan. Proses BAB akan lancar bila nata de coco dikonsumsi minimal satu
gelas setiap hari. Nata De Coco juga aman dan sangat baik bagi anak-anak
berusia 3 tahun ke atas.
Masyarakat
umumnya menyebut Nata De Coco dengan Sari Kelapa. Sebenarnya istilah ini tidak
tepat dan agak menyesatkan. Acetobacter xyllinum dan beberapa jenis ragi
bekerjasama merangkai gula yang dikandung oleh air kelapa menjadi bioselulosa
atau hemisolulosa. Proses fermentasi air kelapa sebanyak 1,2 liter dalam satu
wadah, dengan ketebalan 1-2 cm, biasanya berlangsung selama 6 hari. Hingga saat
ini proses pembentukan ini masih misteri, para ahli belum bisa menjelaskan
sepenuhnya bagaimana proses itu terjadi.
Nata
atau bioselulosa ini bisa terbentuk dari media-media yang mengandung gula,
misalnya, limbah cair tahu-Nata De Soya, limbah cair pengolahan tapioka-Nata De
Cassava (pengertian limbah disini bukanlah limbah berbahaya), dan segala jenis
buah-buahan yang memiliki kadar gula yang cukup tinggi.
sbuah penelitian mengungkapkan bahwa nata de coco berbahaya bagi kesehatan karena mengandung ZA. ZA singkatan dari zwavelzure ammoniak, berasal dari bahasa Belanda yang berarti ammonium sulfat (NH4SO4). Dalam proses pembuatan Nata De Coco dari air kelapa, ZA ditambahkan sebanyak 3-5 gram per liter air kelapa untuk meningkatkan kinerja Bakteri Acetobacter xyllinum dan ragi. Selama proses fermentasi hingga panen, ZAnya sudah habis “dimakan” oleh bakterinya.
sbuah penelitian mengungkapkan bahwa nata de coco berbahaya bagi kesehatan karena mengandung ZA. ZA singkatan dari zwavelzure ammoniak, berasal dari bahasa Belanda yang berarti ammonium sulfat (NH4SO4). Dalam proses pembuatan Nata De Coco dari air kelapa, ZA ditambahkan sebanyak 3-5 gram per liter air kelapa untuk meningkatkan kinerja Bakteri Acetobacter xyllinum dan ragi. Selama proses fermentasi hingga panen, ZAnya sudah habis “dimakan” oleh bakterinya.
Nata
yang sudah dihasilkan/dipanen selanjutnya dipotong kecil-kecil berbentuk kubus
1×1 cm. Nata yang belum diolah ini bersifat asam, karena mengandung asam cuka
(ya, sama seperti asam cuka yang ditambahkan pada bakso dan makanan lainnya).
Nata ini dicuci dengan air bersih kemudian direbus, lalu airnya dibuang
(dilakukan sebanyak 2-3 kali) hingga natanya berasa tawar. Kalaupun ada sisa ZA
pada cairan sisa saat nata dipanen, ZAnya sudah terbuang habis. Yang ini dapat
dianalogikan seperti mencuci buah-buahan dari kotoran yang melekat.
ckckckk.......bagaimana pendapat sahabat tentang ini??
ckckckk.......bagaimana pendapat sahabat tentang ini??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar