Kupu-kupu cantik,

Senin, 18 Juni 2012

Ada yang tau nata de coco ??




Ada yang tau nata de coco? pasti tau donk sahabat smua.....dan sy juga penyuka nata de coco. yeap. .mungkin setelah tahu ini sy jadi mikir lagi jika ingin mengkonsumsinya sebagian berpikir bahwa Nata De Coco adalah bagian dari daging kelapa muda. Umumnya mereka terkejut ketika saya menjelaskan dan memperlihatkan bahwa Nata De Coco berasal dari air kelapa matang yang difermentasi. Kalau dipikir-pikir,

memang ini sebentuk keajaiban, cairan bisa menjadi padatan dan menjadi makanan yang enak dan menyehatkan, khususnya bagi pencernaan. Proses BAB akan lancar bila nata de coco dikonsumsi minimal satu gelas setiap hari. Nata De Coco juga aman dan sangat baik bagi anak-anak berusia 3 tahun ke atas.


Masyarakat umumnya menyebut Nata De Coco dengan Sari Kelapa. Sebenarnya istilah ini tidak tepat dan agak menyesatkan. Acetobacter xyllinum dan beberapa jenis ragi bekerjasama merangkai gula yang dikandung oleh air kelapa menjadi bioselulosa atau hemisolulosa. Proses fermentasi air kelapa sebanyak 1,2 liter dalam satu wadah, dengan ketebalan 1-2 cm, biasanya berlangsung selama 6 hari. Hingga saat ini proses pembentukan ini masih misteri, para ahli belum bisa menjelaskan sepenuhnya bagaimana proses itu terjadi.



Nata atau bioselulosa ini bisa terbentuk dari media-media yang mengandung gula, misalnya, limbah cair tahu-Nata De Soya, limbah cair pengolahan tapioka-Nata De Cassava (pengertian limbah disini bukanlah limbah berbahaya), dan segala jenis buah-buahan yang memiliki kadar gula yang cukup tinggi.
sbuah penelitian mengungkapkan bahwa nata de coco berbahaya bagi kesehatan karena mengandung ZA. ZA singkatan dari zwavelzure ammoniak, berasal dari bahasa Belanda yang berarti ammonium sulfat (NH4SO4). Dalam proses pembuatan Nata De Coco dari air kelapa, ZA ditambahkan sebanyak 3-5 gram per liter air kelapa untuk meningkatkan kinerja Bakteri Acetobacter xyllinum dan ragi. Selama proses fermentasi hingga panen, ZAnya sudah habis “dimakan” oleh bakterinya.

Hal ini dapat dianalogikan seperti pupuk yang diberikan kepada padi, lalu padi “memakan” pupuk tersebut, dan menghasilkan beras.

Nata yang sudah dihasilkan/dipanen selanjutnya dipotong kecil-kecil berbentuk kubus 1×1 cm. Nata yang belum diolah ini bersifat asam, karena mengandung asam cuka (ya, sama seperti asam cuka yang ditambahkan pada bakso dan makanan lainnya). Nata ini dicuci dengan air bersih kemudian direbus, lalu airnya dibuang (dilakukan sebanyak 2-3 kali) hingga natanya berasa tawar. Kalaupun ada sisa ZA pada cairan sisa saat nata dipanen, ZAnya sudah terbuang habis. Yang ini dapat dianalogikan seperti mencuci buah-buahan dari kotoran yang melekat.
ckckckk.......bagaimana pendapat sahabat tentang ini??  





Tidak ada komentar:

Posting Komentar