Oleh Ustadz Abdullah Taslim Al
Buthoni, M.A.
“Dari Abu Hurairah ra,
bahwa Rosululloh SAW bersabda, “ Tidaklah sedekah itu mengurangi harta dan
tidaklah Alloh menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada
saudaranya) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat).” (HR.Muslim, no.2583 dan imam-imam lainnya)
Hadits yang mulia ini menunjukkan
besarnya keutamaan dan kemuliaan sifat-sifat tersebut di atas ( Lihat kitab Syarah Shahih Muslim tulisan Imam
an-Nawawi rahimahullah,16/141), bahkan semua itu termasuk sifat-sifat utama
yang dimiliki oleh orang-orang yang bertaqwa, sebagaimana yang Alloh sebutkan
dalam firmanNya :
“ Orang-orang yang bertakwa yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya),
baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang (selalu) menahan amarahnya, serta (mudah) memaafkan
(kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS
Ali ‘Imraan:134).
Beberapa faidah
penting yang terkandung dalam hadits ini:
- Arti “tidak berkurangnya harta dengan sedekah” adalah dengan tambahan
keberkahan yang Allah Ta’ala jadikan pada harta dan terhindarnya harta dari hal-hal yang akan
merusaknya di dunia, juga dengan didapatkannya pahala dan tambahan kebaikan
yang berlipat ganda di sisi Allah Ta’ala di akhirat kelak, meskipun harta tersebut berkurang secara kasat mata”
Allah Ta’ala berfirman:
{وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ}
“Dan apa saja yang kamu nafkahkan
(sedekahkan), maka Allah akan menggantinya, dan Dia-lah Pemberi rezki yang
sebaik-baiknya” (QS Sabaa’:39).
Makna firman-Nya “Allah akan menggantinya” yaitu dengan keberkahan harta
di dunia dan pahala yang besar di akhirat.
- Kata al-’afwu (memaafkan) artinya
memaafkan perbuatan salah dan tidak menghukumnya, asal maknanya secara bahasa:
menghapus dan menghilangkan.
- Arti bertambahnya kemuliaan orang yang pemaaf di dunia adalah dengan dia
dimuliakan dan diagungkan di hati manusia karena sifatnya yang mudah memaafkan
orang lain, sedangkan di akhirat dengan besarnya ganjaran pahala dan keutamaan
di sisi Allah Ta’ala.
- Arti tawadhu’ (merendahkan diri)
karena Allah adalah merendahkan diri dari kedudukan yang semestinya pantas bagi
dirinya, untuk tujuan menghilangkan sifat ujub dan bangga terhadap diri
sendiri, dengan niat mendekatkan diri kepada-Nya, dan bukan untuk kepentingan
duniawi.
- Adapun arti ketinggian derajat orang yang erendahkan diri karena Allah Ta’ala di dunia adalah dengan
ditinggikan dan dimuliakan kedudukannya di hati manusia karena sifat tersebut,
dan di akhirat dengan pahala yang agung dan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya.
Ini termasuk sifat orang-orang yang bertakwa,
Allah Ta’ala berfirman:
{تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لا يُرِيدُونَ عُلُوّاً فِي الْأَرْضِ وَلا فَسَاداً وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ}
“Negeri akhirat itu, Kami jadikan
untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan
(maksiat) di (muka) bumi, dan kesudahan (yang baik) itu (surga) adalah bagi
orang-orang yang bertakwa”
(QS Al Qashash:83).
makannya beli pulsa modem g usah mahal2, hehehe biar uangnya bisa desedekahin tuuh :D
BalasHapusyaa..
Hapussingkat bgd jawabnyooo
Hapushmmm...